Wednesday, August 25, 2010

Belajar Bahasa Jepang Dengan Software Wakan



Sebagai sebuah tool untuk belajar bahasa Jepang, software ini bisa digambarkan dengan cukup satu kata: versatile.

…benarkah? benar, kok. silakan melanjutkan membaca entry ini kalau anda penasaran.

jadi, kali ini saya akan menulis mengenai WaKan. sebuah software yang, kalau bisa dibilang, lebih dari cukup memadai sebagai sarana belajar bahasa Jepang. anda pembaca yang sedang-atau-akan mempelajari bahasa Jepang mungkin akan menemukan software ini sebagai tool yang berguna… atau mungkin, anda sendiri malah sudah menggunakannya untuk waktu yang lama. :mrgreen:

cukup dulu pengantarnya, langsung saja kita mulai.

1. sekilas info

WaKan adalah sebuah software dengan kemampuan utama sebagai kamus bahasa Jepang-Inggris dan sebaliknya. meskipun demikian, kemampuannya tidak terbatas sebagai sebuah kamus; WaKan juga mampu mendukung dalam proses pembelajaran dan penulisan huruf kanji tanpa menggunakan IME[1] secara terpisah.

WaKan dikembangkan dalam WaKan Project, dan dapat di-download dengan lisensi freeware di website-nya.


2. prerequisites…

WaKan dikembangkan sebagai tool untuk membantu anda sebagai pembelajar tingkat beginner-intermediate. ada beberapa prerequisites yang harus dipenuhi untuk bisa menggunakan software ini dengan maksimal, jadi tidak bisa langsung mulai dari nol, sih.

secara teknis, software ini tidak membutuhkan spesifikasi yang aneh-aneh. hanya saja, anda perlu mengaktifkan East Asian Language Support di OS. setting ini dibutuhkan agar karakter dari huruf-huruf yang sesuai dapat ditampilkan dengan baik. spesifikasi hardware sederhana saja; memori 128 MB dan resolusi 1024×768 cukup memadai untuk menjalankan software ini dalam kapasitas maksimalnya.

sekarang, dari sisi anda sebagai pembelajar. di sini, ada dua hal yang perlu diperhatikan sebelum anda mulai.

pertama, anda harus menguasai bentuk tulisan hiragana dan katakana. hal ini diperlukan, sebab anda akan banyak sekali berhadapan dengan kedua jenis huruf ini. sebagai contoh, kamus dalam WaKan mengembalikan hasil dalam bentuk hiragana dan katakana, walaupun anda bisa memasukkan query[2] dalam huruf latin.

kedua, anda setidaknya perlu sedikit memahami struktur dasar kosa kata dalam bahasa Jepang. ini penting, karena anda perlu mengetahui bentuk dasar (baca: ‘bentuk kamus’) dari suatu kata kerja. WaKan sendiri menyediakan bantuan soal ini, tapi anda bisa mendapatkan hasil yang misleading tanpa pemahaman minimal yang memadai.

…sudah siap? sekarang, mari kita lihat selintas tentang software ini.

3. dictionary, tentu saja

WaKan menyediakan menu kamus yang cukup convenient; proses loading terhadap query dilakukan secara real-time, tergantung kata yang dimasukkan. sebagai contoh, misalnya ketika anda memasukkan kata ‘ikaga’ (= ‘how…?’), maka terjemahan untuk kata ‘ika’ (= ‘doctor’, ‘medical’) akan ditampilkan ketika anda masih setengah jalan. cukup ergonomis, terutama ketika anda tidak terlalu yakin mengenai ejaan dari suatu kata yang dicari.



dictionary pada WaKan: perhatikan antara bentuk dasar dan bentuk pada query. perlu sedikit pemahaman awal agar tidak misleading.

salah satu feature lain dari kamus yang ditampilkan oleh WaKan adalah kemampuannya untuk menemukan berbagai bentuk kata. sebagai contoh, pada screenshot di atas diberikan query ‘kaeritai’ (= ‘want to go home’), namun hasil yang dikembalikan meliputi kata dasar ‘kaeru’ (= ‘to go home’, ‘to return’) dengan kanji yang berbeda.

hal ini sangat membantu kalau anda agak bingung dengan struktur dan bentuk kata dasar (misalnya ‘-masu’, ‘-nai’, ‘-itai’, dan sejenisnya), tapi awas! anda harus memperhatikan dengan teliti kata mana yang dimaksud oleh hasil yang diberikan. pemahaman akan huruf hiragana akan sangat membantu di bagian ini, demikian juga sedikit pemahaman tentang struktur kata. ini penting, karena anda bisa saja mendapatkan makna yang misleading tanpa pemahaman tersebut.

4. characters, untuk belajar kanji

selain kamus, WaKan juga menyediakan menu untuk mempelajari huruf kanji, termasuk cara membaca karakter yang bersesuaian. ejaan dengan on-yomi dan kun-yomi[3] juga disertakan, jadi tidak sekadar makna dari suatu karakter.


characters menu: arahkan mouse ke satu karakter kanji, dan POP! keluarlah sebuah popup yang sangat membantu. jangan lupa feature search yang sangat komprehensif.

feature yang tidak boleh dilewatkan dari menu ini adalah menu search yang sangat komprehensif. anda bisa melakukan search dengan kriteria pengucapan on-yomi dan kun-yomi, bahkan sampai penggolongan level JLPT![4]

untuk anda yang sedang mempelajari tentang kanji dan cara membacanya, bagian ini tidak boleh dilewatkan. tentu saja, sebelumnya anda harus sudah menguasai huruf hiragana (terutama untuk membaca kun-yomi) dan katakana (untuk on-yomi)… tapi mengasumsikan bahwa kedua hal tersebut telah dipelajari sebagai prasyarat sebelum belajar kanji, seharusnya tidak ada masalah dengan bagian ini.

5. editor/translator, the fun begins here

sejujurnya, ini bagian yang paling saya sukai dari WaKan. di sini, anda bisa menuliskan apapun yang anda mau dalam bahasa Jepang, lengkap dengan kanji yang tersedia kalau anda mau menggunakannya. sebagai tambahannya, disediakan juga tampilan cara membaca kanji yang dituliskan, dalam bentuk huruf hiragana yang lebih kecil. needless to say, sangat membantu dalam proses belajar menuliskan kalimat dengan kanji.



di bagian ini, bisa dibilang sudah seperti text editor untuk memasukkan huruf hiragana/katakana/kanji. di sini, diberikan juga segmentasi warna yang dilakukan untuk memisahkan antara kata dan partikel. tidak perlu pengetahuan mendalam untuk sekadar bisa menuliskan apa yang ingin anda sampaikan dengan kanji… tapi seperti halnya segala sesuatu, sedikit pemahaman akan membantu sebagai awalan.

tentu saja, anda harus memiliki pengetahuan mengenai kosa kata dan grammar dalam bahasa Jepang untuk bisa menuliskan kalimat dengan benar di sini. idealnya sih, penguasaan cukup mendalam soal grammar dan sedikit pemahaman akan kanji dibutuhkan untuk menggunakan bagian ini dengan maksimal. meskipun demikian, sedikit penguasaan kosa kata dan sedikit penguasaan untuk grammar bisa menjadi awalan untuk main-main di bagian ini.

6. vocabulary, untuk pembelajaran lebih terstruktur

bagian ini memfokuskan dalam drilling pemahaman anda akan kosa kata — atau lebih spesifik lagi, mengenai penulisan (written), pengucapan (phonetic), dan makna (meaning) dari setiap kata. fokus dari masing-masing jenis latihan bisa anda tentukan melalui menu learning list di sini, jadi memudahkan untuk pembelajaran yang lebih terstruktur.



bisa dikatakan, bagian ini bisa digunakan untuk tingkat pembelajaran awal-menengah (beginner-intermediate), dengan sifat yang lebih ke arah drilling. bagian ini cocok untuk pemula yang masih mencari arah ketika mulai belajar, namun di sisi lain juga cukup cocok digunakan sebagai media pembelajaran sekunder untuk anda yang sudah lebih maju.

7. overall…

WaKan adalah sebuah tool yang versatile untuk belajar bahasa Jepang. tentu saja, WaKan tidak bisa digunakan sendirian; anda perlu mempelajari grammar secara terpisah, demikian juga penerapan dalam percakapan harus dipelajari sendiri. hal ini juga mengingat bahwa WaKan dikembangkan sebagai sebuah ‘kamus dengan fungsi-fungsi tambahan’ untuk belajar bahasa Jepang.

meskipun demikian, WaKan adalah ’senjata’ yang lebih dari cukup memadai apabila anda sudah memiliki kemampuan dasar yang dibutuhkan… yah, tapi ini tergantung niat juga, sih. lisensi berupa freeware juga menjadi nilai tambah bagi software ini, khususnya mempertimbangkan performance yang jauh di atas lumayan untuk kelasnya.

overall, software ini seharusnya lebih dari cukup mampu untuk menemani perjalanan anda dalam mempelajari dan menggunakan bahasa Jepang — khususnya apabila anda memang mempelajari bahasa Jepang secara mandiri.

well then, shall we call it a day? :wink:

___

[1] IME (input method editor) adalah program atau tool untuk memasukkan input karakter yang tidak tersedia di keyboard. biasanya digunakan dalam sistem operasi untuk mendukung bahasa seperti Jepang, Cina, atau Korea.

[2] query di sini maksudnya input kata yang dimasukkan untuk dicari padanannya. sama sekali tidak berhubungan dengan query untuk database management system. :mrgreen:

[3] on-yomi dan kun-yomi maksudnya cara membaca kanji. penggunaannya berbeda, on-yomi biasanya untuk kata-kata dengan kanji gabungan (misalnya ‘daigaku’ = kanji ‘dai’ + kanji ‘gaku’). kun-yomi biasanya digunakan untuk kanji yang berdiri sendiri (misalnya ‘hitori’ = kanji ‘hito’ + hiragana ‘ri’). sebenarnya nggak sesederhana itu juga sih, tapi kira-kira begitulah.

[4] Japanese Language Proficiency Test. di sini maksudnya level kanji yang harus dikuasai untuk satu tingkatan. tingkatannya mulai dari JLPT level 4 (paling mudah, commonly used) sampai JLPT level 1 (paling sulit








Jejak Kaki Yang Terhapus Salju






Kisah ini terjadi pada saat musim dingin telah tiba. Saat itu tanggal 23 November, salju turun tipis di sore hari. Seorang pendeta Budha yang sedang dalam perjalanan hendak singgah ke sebuah desa yang sangat miskin. Setiap rumah telah diketuknya untuk meminta kesediaan mereka mengizinkan dirinya tinggal barang semalam saja di rumah mereka. Namun tak satu pun rumah mau membuka pintu untuk sang pendeta. Akhirnya sampailah sang pendeta di rumah yang kelihatannya paling miskin di dekat jembatan. Ternyata penghuninya adalah seorang nenek.

“Silakan masuk ke dalam. Rumah ini sangat kecil dan tidak ada apa-apa di dalamnya. Tetapi kalau hanya menginap semalam saja, silakan!” kata nenek.

Rumah nenek benar-benar kecil dan hampir tidak ada perabotan sedikit pun. Saat itu, nenek juga tidak mempunyai makanan sedikit pun. Di tungku perapian juga tidak ada api setitik pun. Sang pendeta pun masuk ke rumah sang nenek dan segera duduk di perapian yang tidak ada apinya itu.

Di luar benar-benar sangat dingin. Salju pun masih turun meskipun tidak terlalu besar. Melihat sang pendeta yang diam bersemedi di hadapan perapian itu, sang nenek pun menjadi salah tingkah. Ia sudah tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan pada sang pendeta. Dalam kebingungannya, nenek pun pergi keluar menuju sebuah lumbung padi milik tetangga yang kaya. Diambilnya beberapa batang padi lalu pergi ke kebun untuk mengambil beberapa batang lobak. Sejenak nenek berpikir bahwa ia telah meninggalkan jejak kaki di atas salju. Mungkin keesikan harinya perbuatannya akan ketahuan juga oleh pemilik lumbung dan kebun lobak itu. Namun, biarlah apa yang terjadi besok akan ia hadapi besok saja. Ia sangat kasihan melihat Sang Pendeta yang nampaknya letih karena telah berjalan jauh. Sang Nenek pun kemudian pergi ke dalam hutan untuk memotong beberapa ranting dan dahan pohon kering. Setelah itu ia pulang kembali ke rumahnya.

Segera sang nenek menyalakan api di perapian lalu menumbuk padi itu hingga menjadi beras. Memotong lobak lalu memasaknya hingga menjadi nasi dan sup yang lezat. Beberapa saat kemudian nenek sudah dapat menghidangkan masakan tersebut.
“Silakan makan. Tentunya pendeta juga sudah lapar kan?” kata nenek membangunkan Sang Pendeta. Sang Pendeta pun akhirnya makan hidangan tersebut dengan nikmatnya.
“Terima kasih, Nek. Sepertinya malam ini akan turun hujan salju yang lebat!” kata Sang Pendeta sambil mengakhiri santap malamnya. Setelah itu, baik Nenek maupun Sang Pendeta pun tertidur.
Keesokan harinya, sebelum pergi meneruskan perjalanannya sang pendeta berkata, “Semoga mulai hari ini berkat dari sang Budha selalu melimpahi kehidupanmu, Nek!” Dan Pendeta pun pergi melanjutkan perjalanannya.
Ternyata semalam benar-benar turun salju dengan lebatnya. Jejak kaki Nenek di kebun dan lumbung tetangganya pun sudah hilang tertutup oleh salju. Dan sejak saat itu kehidupan sang Nenek yang baik hati itu pun benar-benar penuh dengan berkah. Ia tidak pernah lagi kekurangan makanan. Dan ia pun tetap selalu mau menolong orang yang sedang kesusahan. Sang Pendeta Budha yang telah mengunjungi rumah sang nenek itu sesungguhnya adalah pendeta besar Budha di Jepang.


Catatan: Cerita ini berjudul asli Ato-kakushi no yuki ( Jejak kaki yang tertutup salju) yang berasal dari Prefektur Hiroshima

Saturday, August 7, 2010

Biografi Matsuo Basho


-->
Matsuo Basho 松尾芭蕉
(1644-1694)
Matsuo Munefusa, juga dikenal sebagai Matsuo Bashō. Dia adalah seorang penyair Jepang. Ia dikenal sebagai pencipta haiku terbesar, yaitu bentuk puisi dalam 5-7-5 suku kata. Menurut budaya sastra Jepang, biasanya ia dipanggil Basho tanpa nama marganya, karena tanda tangannya sebagai penyair tidak menyertakan nama marganya. Ia biasanya membubuhkan tanda tangan はせを. Ia juga merupakan salah satu penulis terbesar pada era Edo, dan ia mengangkat bentuk haiku ke tingkat tertinggi.
Matsuo Basho dilahirkan Kinsaku di sekitar 1644, suatu tempat di dekat Ueno di Provinsi Iga., dalam keluarga samurai. Setelah beberapa tahun menjalani hidup samurai, ia menemukan sastra sebagai pekerjaan hidupnya dan melepaskan kariernya sebagai samurai. Ia memulai hidupnya sebagai penyair ketika ia mengabdi pada tuannya sebagai samurai. Mula-mula ia menamai dirinya Tiseu (桃青) karena sebagai penyair Tosei bermakna pir tak matang, pir dalam biru. Ini adalah penghormatan Basho untuk penyair Tionghoa, Li Po (李白) yang namanya berarti plum dalam putih.
Pada tahun 1666 ia pensiun dan setelah 1675 pindah ke Edo, yang sekarang Tokyo. Di Edo 1678 ia memenuhi kualifikasi sebagai master Haiku (Sosho) dan memulai hidup sebagai penyair profesional. Pada 1680 ia pindah ke Fukagawa, di pinggiran kota Edo (sekarang bagian dari Tokyo). Basho yang menolak dunia dan menjadi seorang pengembara, belajar Zen, sejarah, dan puisi klasik Cina, hidup dalam kemiskinan tampak gembira di bawah naungan sederhana dan sumbangan dari banyak oleh para siswa. di mana ia mulai menulis Haiku. Ia menanam pohon basho dan menamai dirinya Basho karena pohon itu pohon favoritnya di tamannya. Basho meninggal di Osaka pada tahun 1694.
Berikut adalah karya-karya dari Matsuo Basho :
  • Kai Ōi (1672)
  • Minashiguri (1683)
  • Nozarashi Kikō (1684)
  • Fuyu no Hi (1684)
  • Haru no Hi (1686)
  • Kashima Kikō (1687)
  • Oi no Kobumi, or Utatsu Kikō (1688)
  • Sarashina Kikō (1688)
  • Arano (1689)
  • Hisago (1689)
  • Sarumino (1689)
  • Saga Nikki (1691)
  • Bashō no Utsusu Kotoba (1691)
  • Heikan no Setsu1692)
  • Sumidawara (1694)
  • Betsuzashik (1694)
  • Oku no Hosomichi (1694)
  • Zoku Sarumino (1698)