Saturday, August 27, 2011

Pemakaian gesture/gerak tubuh untuk memberikan penghormatan dan kasih sayang

Salah satu topik menarik untuk dibahas adalah bagaimana memakai bahasa tubuh untuk mengungkapkan penghormatan. Jepang dan Indonesia memiliki cara berlainan dalam mengekspresikan terima kasih, permintaan maaf, dsb.

Ojigi


Dalam budaya Jepang ojigi adalah cara menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dsb. Ada dua jenis ojigi :




1. ritsurei (立礼) . Ritsurei adalah ojigi yang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan.








2. Sedangkan zarei (座礼) adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk.

Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3 :
1. saikeirei (最敬礼),
2. keirei (敬礼),
3. eshaku (会釈).
Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat. Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam. Adapun dalam budaya Indonesia, tidak dikenal ojigi.


Jabat tangan


Tradisi jabat tangan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan. Tetapi di Indonesia kadang jabat tangan ini dilakukan dengan merangkapkan kedua tangan. Jika dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin, ada kalanya tangan mereka tidak bersentuhan. Letak tangan setelah jabat tangan dilakukan, pun berbeda-beda. Ada sebagian orang yang kemudian meletakkan tangan di dada, ada juga yang diletakkan di dahi, sebagai ungkapan bahwa hal tersebut tidak semata lahiriah, tapi juga dari batin.


Cium tangan

Tradisi cium tangan lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari seorang anak kepada orang tua, dari seorang awam kepada tokoh masyarakat/agama, dari seorang murid ke gurunya. Tidak jelas darimana tradisi ini berasal. Tetapi ada dugaan berasal dari pengaruh budaya Arab. Di Eropa lama, dikenal tradisi cium tangan juga, tetapi sebagai penghormatan seorang pria terhadap seorang wanita yang bermartabat sama atau lebih tinggi. Dalam agama Katolik Romawi, cium tangan merupakan tradisi juga yang dilakukan dari seorang umat kepada pimpinannya (Paus, Kardinal). Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan.


Cium pipi

Cium pipi biasa dilakukan di Indonesia saat dua orang sahabat atau saudara bertemu, atau sebagai ungkapan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya. Tradisi ini tidak ditemukan di Jepang.


Sungkem

Tradisi sungkem lazim di kalangan masyarakat Jawa, tapi mungkin tidak lazim di suku lain. Sungkem dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya, seorang murid kepada gurunya. Sungkem biasa dilakukan jika seorang anak akan melangsungkan pernikahan, atau saat hari raya Idul Fitri (bagi muslim), sebagai ungkapan permohonan maaf kepada orang tua, dan meminta doa restunya.
Baik budaya Jepang maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan rasa hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku baik di Jepang maupun Indonesia. Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mencampurkan ojigi dan jabat tangan. Hal ini juga kurang tepat dipandang dari tradisi Jepang.


Mau penghasilan tambahan dari internet?
klik di sini

Friday, August 26, 2011

bahasa gaul Jepang 2

アイドル (aidoru)
idola

あほう (ahou)
goblok, bodo

あんまり (anmari)
=kebangetan

あの人はあんまりじゃないか (ano hito wa anmari jhanaika?)
=Dia kebangetan bukan?

ありえない (arienai)
=mustahil!

あるがまま (aruga mama)
=apa adanya

ありのまま (arinomama)
=seadanya

イケメン (ikemen)
=cowok keren/cakep

いちゃいちゃ (ichaicha)
=tindakan sejoli yang lengket/kasmaran (meluk,cium,dsj)

うそつけえ (usotsukee)
=pembohong!

うろうろ (urouro)
=keluyuran, mondar-mandir

おかま (okama)
=banci, bencong, bencis, wadam

かっこいい (kakkoi)
=keren,saik

けち (kechi)
=pelit/kikir

サボる (saboru)
=bolos, mangkir (sekolah, kerja)

知ったかぶり (shittakaburi)
=sok tahu, belagu

ちび (chibi)
=si cebol/kecil
★Ingat saja judul film kartun ちびまるこ (chibi maruko)

デブ (debu)
=gendut

デート (deeto)
=pacaran, kencan

ひまじん (himajin)
=orang nganggur/leha-leha


sebenarnya masih ada banyak lagi. tapi saya post yang gampang untuk diingat dulu ya...:)
semoga bermanfaat.:)

Thursday, August 25, 2011

salam-salam atau ungkapan-ungkapan dalam bahasa Jepang

ada banyak sekali salam dan ungkapan dalam bahasa Jepang. tapi untuk pemula sebaiknya mengetahui dulu salam dan ungkapan dasar bahasa Jepang di bawah ini. salam-salam dan ungkapan yang lainnya akan saya tulis di posting berikutnya :)

おはようございます (ohayou gozaimasu)
selamat pagi

こんにちは (konnichiwa)
selamat siang

こんばんは (konbanwa)
selamat malam

おやすみなさい (oyasuminasai)
selamat tidur/selamat istirahat

さようなら (sayounara)
sampai jumpa

ありがとうございます (arigatou gozaimasu)
terima kasih

いいえ、どういたしまして (iie, douitashimashite)
sama-sama/terima kasih kembali (jawaban dari 'arigatou gozaimasu')

おげんきですか (ogenki desuka)
apa kabar?



LIHAT JUGA:

salam-salam atau ungkapan-ungkapan dalam bahasa Jepang (part 2)





Tuesday, August 16, 2011

biografi Shuusaku Endo

Shūsaku Endō (遠藤 周作, Endō Shusaku) (27 Maret1923—29 September1996) adalah seorang pengarang Jepang abad ke-20 yang menulis dari perspektif yang unik sebagai seorang Jepang dan juga Katolik (pemeluk Kristen di Jepang kurang dari 1%). Bersama dengan Junnosuke Yoshiyuki, Shotaro Yasuoka, Junzo Shono, Hiroyuki Agawa, Ayako Sono, dan Shumon Miura, Endo dikategorikan sebagai salah satu dari "Generasi Ketiga", kelompok besar ketiga para penulis yang muncul setelah Perang Dunia II.

Endo dilahirkan di Tokyo pada 1923. Tak lama kemudian orangtuanya pindah dan menetap di Manchuria yang saat itu diduduki Jepang. Ketika orangtuanya bercerai pada 1933, Endo dan ibunya kembali ke Jepang dan tinggal di kampung halaman ibunya di Kobe. Ibunya menjadi Katolik ketika Endo masih kecil dan kemudian membesarkan Endo dalam agama yang sama. Endo dibaptiskan pada 1935 ketika ia berusia 12 tahun, dan mendapatkan nama Kristen Paul.

Endo belajar sastra Perancis di Universitas Lyon dari 1950 hingga 1953.

Buku-bukunya mencerminkan banyak pengalamannya di masa kanak-kanak, termasuk stigma sebagai orang luar, pengalaman sebagai orang asing, kehidupan seorang pasien rumah sakit, dan pergumulan dengan tuberkulosis. Namun demikian, buku-bukunya terutama membahas jalinan moral kehidupan. Iman Katoliknya dapat dilihat pada tingkat tertentu dalam semua bukunya, dan seringkali merupakan ciri yang sentral dari karya-karyanya. Kebanyakan dari tokoh-tokohnya bergumul dengan dilema moral yang rumit, dan pilihan-pilihan mereka seringkali membawa hasil yang bercampur tragedi. Dalam hal ini karyanya seringkali dibandingkan dengan karya Graham Greene. Malah, Greene secara pribadi pernah menyebut Endo sebagai salah satu penulis terbaik di abad ke-20.