Monday, September 26, 2016

Lirik lagu DORAEMON bahasa jepang

Kartun asal jepang ini sudah punya banyak penggemar di Indonesia bahakan di dunia. Sebagian besar orang pasti sudah hafal lirik lagu doraemon dalam bahasa Indonesia, tapi lirik lagu dalam bahasa Jepangnya masih belum banyak orang yang tahu.  Yuk kita mengenal lirik lagu bahasa jepang kartun legendaris ini, sekalian bisa belajar bahasa Jepang ya ^__^


“Doraemon No Uta”

Oleh: Komiko Osugi



Konna koto ii na
Dekitara ii na
Anna yume konna yume ippai aru kedo
Minna minna minna
Kanaete kureru
Fushigina POKKE de kanaete kureru
Sora wo jiyuu ni tobitai na
(Hai! takekoputaa!)
AN…AN…AN
tottemo daisuki
Doraemon…
Shukudai touban shiken ni otsukai
Anna koto konna koto taihen dakedo
Minna minna minna
Tasukete kureru
Benrina dougu de tasukete kureru
Omocha no heitai da
(Sore! tototsugeki!)
AN…AN…AN
tottemo daisuki
Doraemon…
Anna toko ii na
iketara ii na
kono kuni ano shima takusan aru kedo…
Minna minna minna
ikasete kureru
mirai no kikai de kanaete kureru
sekai ryokou ni ikitai na
(ufufufu… doko demo DOA!)
AN AN AN
tottemo daisuki
DORAEMON…
AN AN AN
tottemo daisuki
DORAEMON…




arti dalam bahasa Indonesia

Hal yang seperti ini menyenangkan,
Kalau terwujud akan menyenangkan,
Mimpi seperti itu, mimpi seperti ini, aku banyak memilikinya tapi,
Semuanya, semuanya, semuanya..
Dapat dikabulkan oleh,
Dapat dikabulkan oleh kantong ajaib..
Aku ingin terbang dengan bebas di angkasa
(Ini! helikopter bambu!)
An.. An.. An..
aku sangat menyukai Doraemon

Pekerjaan rumah, piket kelas, ujian, tugas
Hal seperti itu, hal seperti ini membuatku sibuk sekali tapi
Semuanya, semuanya, semuanya,
Dapat ditolong oleh,
Dapat ditolong oleh peralatan yang praktis..
Pasukan mainan
(Ini! Ayo serang!)
An.. An.. An..
aku sangat menyukai Doraemon

Tempat itu menyenangkan
Kalau aku bisa pergi kesana akan menyenangkan
Negara ini, pulau itu, ada banyak sekali tapi
Semuanya semuanya semuanya
Dapat membuatku pergi ke sana
Dapat dikabulkan oleh alat dari masa depan
Aku ingin bertamasya keliling dunia
(ufufufu... pintu kemana saja!)
An.. An.. An.. 
aku sangat menyukai Doraemon
An.. An.. An.. 
aku sangat menyukai Doraemon


referensi:
https://mpingtips.wordpress.com/2009/12/27/lirik-lagu-doraemon-versi-jepang/
http://www.bahasajepang.org/2015/04/lirik-lagu-doraemon-versi-bahasa-jepang.html


Friday, September 23, 2016

Chanoyu : Upacara Minum Teh di Jepang


Upacara minum teh di Jepang disebut chanoyu. Upacara ini menggunakan dua jenis teh hijau yaitu matcha dan sencha . Perbedaan sencha dan matcha ada pada bentuknya. Matcha adalah bubuk teh halus yang melalui proses penggilingan. Sedangkan sencha tidak melewati proses penggilingan sehingga serbuknya lebih kasar.

matcha

sencha

Upacara teh yang menggunakan matcha disebut matchado dan yang menggunakan sencha disebut senchado. Selain matcha dan sencha, sebenarnya ada beberapa jenis teh yang dipakai dalam chanoyu, namun matcha dan sencha lah yang paling banyak digunakan.

Pada zaman dahulu chanoyu hanya dilakukan oleh para raja, saudagar atau petinggi karena teh masih dianggap sebagai barang mewah dan hanya dikonsumsi sebagai minuman kesehatan untuk kalangan atas. Namun saat ini chanoyu sering diadakan untuk memperingati hari kemerdekaan Jepang atau menyambut tamu kehormatan.

Dalam chanoyu teh akan disiapkan oleh seorang ahli teh dengan aturan tertentu dan tidak sembarang orang bisa menjadi ahli teh chanoyu. Untuk menjadi chanoyu harus memiliki pengetahuan mendalam tentang jenis-jenis teh, kaligrafi Jepang, kimono, dan berbagai pengetahuan tradisional lainnya.
Chanoyu bukan hanya sekedar acara minum teh biasa. Dalam chanoyu ada tata cara tersendiri yang harus dilakukan sesuai dengan urutannya.


Alat yang digunakan dalam chanoyu:
1. chakin (茶巾): kain lap berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk membersihkan mangkuk teh.

2. Chawan (茶碗): mangkuk kecil yang digunakan untuk minum teh yang memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Saat musin panas menggunakan mangkuk dengan dasar yang rendah agar teh cepat dingin, sedangkan saat musim dingin menggunakan mangkuk dengan dasar yang dalam agak teh tidak cepat dingin. Setiap mangkuk biasanya diberi nama oleh pembuatnya dan juga oleh ahli teh. Biasanya mangkuk yang terbaik adalah yang dibuat oleh tangan. Ada juga mangkuk yang memiliki bentuk yang tidak sempurna yang bisa menambah nilai dari mangkuk tersebut/ mempunyai harga yang mahal.
chawan


3. chaki/ natsume (茶器・棗): wadah yang digunakan untuk menyimpan bubuk teh hijau. Pada dasarnya nama benda ini adalah chaki, namun nama natsume juga sering digunakan karena ada beberapa wadah teh yang bentuknya menyerupai buah plum yang berwarna coklat kemerahan dan bagian bawahnya lebih kecil daripada bagian atas.

chaki



4. chashaku (茶杓): sendok teh, alat yang digunakan untuk mengambil teh dari natsume. Biasanya chasaku dibuat dari batang bambu tetapi ada juga yang terbuat dari kayu.

chashaku

chashaku


5. Chasen (茶筅): alat yang digunakan untuk mengocok teh. Sama seperti chashaku, chasen juga terbuat dari hanya satu batang bambu. Alat ini sangat mudah rusak, oleh karena itu sang rumah harus langsung menggantinya saat mengocok teh.

chasen


6. Furo (風炉) : kompor arang portable yang digunakan saat musim semi dan musim panas. Furo mempunyai bermacam-macam bentuk. Biasanya furo terbuat dari perunggu, besi dan tanah liat. Furo diletakkan di atas papan untuk menghindari kerusakan akibat panas yang dihasilkan .

furo



7. Kama/ chanoyugama (釜); digunakan untuk memanaskan air yang digunakan untuk membuat teh. kama terbuat dari besi atau tembaga. Kama diletakkan di atas tatakan yang ada di dalam furo.

kama/ chanoyugama

8. Hishaku (柄杓): sendok bambu panjang yang digunakan untuk mengambil air dari kama yang kemudian dipindahkan ke chawan untuk membuat teh.

hishaku




Mempersiapkan teh untuk chanoyu
Cara untuk mempersiapkan teh pada chanoyu ada dua macam, yaitu koicha (濃茶) dan usucha (薄茶). Koicha adalah tehnik penyajian dengan takaran teh yang lebih banyak dan disiapkan untuk beberapa orang (sharing), sedangkan usucha adalah tehnik penyajian dengan takaran teh yang lebih sedikit dan untuk diminum perorangan. Koicha membutuhkan air tiga kali lebih banyak dari usucha. Dan untuk mempersiapkan usucha biasanya hanya diseduh dengan air panas lalu dikocok secara cepat namun teratur kemudian dihidangkan. Sedangkan untuk mempersiapkan koicha bubuk teh hijau harus diremas dan diaduk dengan perlahan agar bubuk teh dan air dapat tercampur dengan sempurna.


mengaduk teh



Tata cara chanoyu

1. Para tamu akan datang beberapa saat sebelum upacara dimulai kemudian memasuki ruang tunggu. Setelah itu tamu akan disuguhi air panas, teh kombu dan sakurayu (teh sakura). Setelah tamu datang dan persiapan selesai, tamu diharuskan menunggu sampai nama para tamu dipanggil oleh tuan rumah.

2. Setelah dipanggil, para tamu akan langsung bertemu dengan utan rumahdan memberikan penghormatan (membungkukkan badan) kepada tuan rumah.

1. Seorang ahli chanoyu menyiapkan teh dan memberikan chawan kepada tamu (untuk laki-laki biasanya diberi yang simple sedangkan wanita diberi chawan bermotif bunga).

2. Para tamu duduk dengan dada tegap dan kedua kaki dilipat ke belakang.

3. Sebelum menempelkan cangkir ke bibir, cangkir diletakkan di telapak tangan kiri dan tangan kanan harus memutar cangkir 180 derajat dalam tiga putaran. Jika tamu tidak melakukan hal ini maka tamudianggap kurang sopan dan tuan rumah akan tersinggung. Karena motif bunga-bunganya harus terlihat di depan sehingga tuan rumah mengetahui bahwa tamu sangat menikmati teh tersebut.

4. Ketika teh hampir habis, tamu harus menghabiskan tegukan terakhir dengan cara membuat suara seperti menyeruput dengan tujuan bahwa teh itu benar-benar dinikmati.

5. Lap bagian ujung cangkir dengan tangan kanan.

6. Putar cangkir berlawanan arah jarun jam kemudian kembalikan kepada tuan rumah.





referensi:
http://japanesestation.com/yuk-belajar-tata-cara-minum-teh-di-jepang/
http://japanese-tea-ceremony.net/utensils.html
https://zenbunippon.wordpress.com/2013/11/05/chanoyu-%E8%8C%B6%E3%81%AE%E6%B9%AF-part-2/
https://prezi.com/tdqjzkelhm8p/upacara-minum-teh-atau-chanoyu/
http://blog.his-travel.co.id/article/detail/Chanoyu


Thursday, September 8, 2016

KATA-KATA RAYUAN DALAM BAHASA JEPANG

yang lagi pedekate atau mau merayu gebetan yang lagi ngambek pakai bahasa Jepang, pakai ini nih contoh rayuan dalam bahasa Jepang. Semoga bermanfaat ^__^


Ima "suki" to ittara, okoru
今「好き」と言ったら、怒る?
Aru you angry if I say "I like you"?
(kamu marah nggak kalau aku bilang "suka" sama kamu?)

Soba ini ite kurete arigatou.
そばに居てくれてありがとう。
Thank you for being with me.
(terima kasih, selalu ada di sampingku)

Zutto isshoni itai
ずっと一緒にいたい。
want to be with you forever
(ingin selalu bersama)

Kimi to isshoni itu to tanoshii
君と一緒にいると楽しい。
It's so fun to be with you
(bersamamu terasa menyenangkan)

Anata ga iniai hibi nante, souzou mo dekinai
あなたが居ない日々なんて、想像もできない。
I can't imagine the days with you
(Aku tidak bisa membayangkan hari-hari tanpamu)

Tooku ni ikanaide
遠くに行かないで。
Don't go far away
(jangan pergi jauh ya)

Itsu aeru?
いつ会える?
When can we meet?
Kapan bisa ketemu?

Shiawase
幸せ
Happiness
Bahagia

Enkyori ren ai
遠距離恋愛
Long distance relationship
(LDR)

Egao ga suteki da ne
笑顔が素敵だね。
Your smile is wonderful
(Senyum kamu menawan sekali)

Shinpai shite kurete arigatou
心配してくれてありがとう。
Thank you for worrying about me
(Terima kasih sudah mengkhawatirkan aku)

Itsu made mo
いつまでも。
Forever
(Sampai kapanpun)

Shinpai kakete gomen ne
心配かけてごめんね
Sorry for making you worried
(Maaf sudah buat kamu khawatir)

Jomblo, amari ki ni shinaide ne
Jomblo,  あまり気にしないでね。
(yang jomblo ngga usah baper ya ^^)



Habis baca artikel ini bisa langsung praktik ke pacar, suami/istri atau gebetan masing-masing ya . Good luck ^^



Tuesday, September 6, 2016

MISTERI SERAMNYA HUTAN AOKIGAHARA





Nama hutan Aokigahara sudah sangat familiar bagi warga Jepang maupun warga luar Jepang. Hutan ini terkenal angker dan sering digunakan sebagai tempat untuk bunuh diri.
Hutan Aokigahara terletak di sebelah barat laut gunung Fuji, membentang dari kota Kawaguchiko hingga desa Narizawa prefektur Yamanishi. Aokigahara yang sudah berusia 1.200 tahun itu diperkirakan menyimpan begitu banyak sejarah dan misteri bagi masyarakat Jepang.


Hutan seluas 32 kilometer persegi tersebut berada di kaki gunung Fuji yang membuatnya selalu tertutup kabut . Aokigahara juga disebut "hutan lautan pohon" dan "lautan pohon gunung fuji". Keadaan yang demikian itu membuat Aokigahara sebagai tempat yang tepat untuk mengakhiri hidup. Pemerintah Jepang telah memasang banyak papan yang berisi ajakan atau imbauan untuk tidak melakukan bunuh diri.




Bila masuk ke hutan lebih dalam lagi, banyak ditemukan sisa-sisa peninggalan barang milik orang-orang yang bunuh diri di sana. Atau yang lebih menyeramkan lagi jika menemui mayat yang bergelantungan di dahan pohon , mayat yang membusuk atau kerangka manusia.

Bila ingin menjelajahi hutan ini sebaiknya jangan pergi sendiri. Karena sudah banyak orang yang tersesat tak bisa menemukan jalan keluar dari hutan. GPS dan kompas pun tidak bisa berfungsi karena tanah di hutan Aokigahara ini mengandung banyak zat kimia yang berasal dari luberan lava saat gunung Fuji meletus.



Legenda menyeramkan di Aokigahara
Sebuah legenda mengatakan bahwa semua kejadian menyeramkan di Aokigahara dimulai setelah Matsumoto Seicho menerbitkan novel Kuroi Kaju (Lautan Hitam Pepohonan) pada tahun 1960. Kisah ini berakhir dengan sepasang kekasih ang meninggal bunuh diri di hutan Aokigahara, sehingga banyak orang percaya bahwa kejadian itulah yang memulai semua kisah seram yang beredar di masyarakat. Namun, sejarah bunuh diri di Aokigahara sudah lama ada sebelum terbitnya novel Kuroi Kaiju. Ratusan orang Jepang telah mati gantung diri di pepohonan Aokigahara.

Pada tahun 1993 ada sebuah buku berjudul Pedoman Lengkap Bunuh Diri karya Wataru Tsurumu yang terkenal dan kontroversial. Buku tersebut menjelaskan berbagai cara untuk bunuh diri dan merekomendasikan Aokigahara sebagai tempat yang sempurna untuk mati. Rupanya, buku ini adalah benda yang umum ditemukan di Aokigahara, biasanya berada tak jauh dari para korban bunuh diri dan barang bawaan mereka. Maka tak diragukan lagi bahwa cara yang paling umum digunakan untuk bunuh diri adalah dengan cara gantung diri.

Ada juga legenda yang menyebutkan bahwa di zaman dahulu kala, saat banyak keluarga yang tidak mempunyai cukup makanan, mereka akan membuang anggota keluarga mereka ke Aokigahara. Dengan mengorbankan anggota keluarganya itu, maka jumlah anggota keluarga yang harus diberi makan akan berkurang. Orang-orang yang dibuang kelurganya di Aokigahara akan mati perlahan karena kelaparan. Oleh karena itu, Aokigahara dikisahkan juga dihuni oleh arwah orang-orang yang terbuang itu.