Tahun baru (正月 shōgatsu?) di Jepang dirayakan tanggal 1 Januari dan berlangsung hingga tanggal 3 Januari. Dalam bahasa Jepang, kata "shōgatsu" dulunya dipakai untuk nama bulan pertama dalam setahun, tapi sekarang hanya digunakan untuk menyebut tiga hari pertama di awal tahun.
Tanggal 1 Januari adalah hari libur resmi di Jepang, tapi kantor pemerintah dan perusahaan swasta tutup sejak tanggal 29 Desember hingga 3 Januari. Bank dan lembaga perbankan tutup dari tanggal 31 Desember hingga 3 Januari, kecuali sebagian ATM yang masih melayani transaksi.
TRADISI TAHUN BARU
I. OSOJI
Osoji berarti membersihkan rumah. Pada saat tahun baru, rumah harus dalam keadaan bersih
II. MALAM TAHUN BARU
Hari tanggal 31 Desember atau malam tahun baru disebut ōmisoka (大晦日 ?). Di malam tahun baru, orang Jepang mempunyai tradisi memakan soba yang disebut toshikoshi soba (年越しそば ?, soba melewati tahun).
III. KUNJUNGAN KE KUIL
Hari-hari di awal tahun baru ditandai dengan hatsumōde berupa kunjungan pertama ke kuil agama Shinto dan Buddha. Di depan kuil-kuil besar, selepas pergantian tahun sudah bisa dijumpai kerumunan orang yang menunggu pintu kuil dibuka. Doa yang disampaikan biasanya berupa harapan agar sehat dan selamat sepanjang tahun.
IV. MAKANAN TAHUN BARU
Osechi-ryōri (御節料理masakan osechi) adalah masakan yang disiapkan untuk menandai pergantian musim, dan sekarang digunakan untuk menyebut berbagai makanan istimewa untuk merayakan tahun baru di Jepang. Sering cuma disebut osechi atau shōgatsu-ryōri (正月料理, masakan tahun baru)
Makanan tahun baru ditata rapi di dalam kotak kayu bersusun yang disebut jūbako (重箱). Pada umumnya hanya lauk yang ditata di dalam kotak kayu bersusun yang bisa disebut masakan osechi. Kotak kayu bersusun untuk masakan osechi dipercaya sebagai perlambang keberuntungan yang berlipat-lipat.
Secara tradisional, osechi terdiri dari:
• O-toso (お屠蘇 ?): sake untuk kesehatan yang diminum di pagi hari awal tahun
• Iwaizakana (祝い肴 ?): tiga macam makanan untuk teman minum sake
• Zōni: sup berisi mochi
• Nishime: sayur-sayuran dimasak dengan kuah dashi, kecap asin, dan mirin (gula pasir).
RAGAM MASAKAN
Masakan Inti
• Tatsukuri, Tazukuri (田作り ?, pembuat padi)
Sejenis ikan teri yang disebut gomame digongseng dengan bumbu kecap asin dan mirin. Masakan ini merupakan perlambang hasil panen yang melimpah, karena di zaman dulu ikan ini digunakan sebagai pupuk berkualitas tinggi.
• Kazunoko (数の子 ?)
Telur ikan berwarna kuning yang digunakan sebagai harapan dikaruniai banyak anak di tahun yang baru.
• Kuromame (黒豆 ?)
Kacang berwarna hitam yang dipercaya bisa menangkal roh jahat. Selain itu, mame dalam bahasa Jepang bisa berarti "bekerja sekuat tenaga" dan "kesehatan", dan dimakan sebagai harapan agar sehat sepanjang tahun.
• Tataki-gobō (たたき牛蒡 ?)
Akar gobo yang berwarna hitam terlihat seperti burung dalam mitologi yang terbang ketika ada panen yang berlimpah.
Masakan Pelengkap
• Datemaki
Datemaki adalah telur dadar yang digulung bagaikan kitab sutra, sehingga dimakan sebagai perlambang kebijakan dan pengetahuan. Di daerah Kansai, datemaki digantikan dashimaki.
• Kurikinton
Makanan ini terlihat mewah dan nama makanan ini dalam bahasa Jepang berarti gumpalan emas (kinton) dari buah kastanye (kuri)
• Kombumaki
Kombu masak nimono digunakan sebagai makanan tahun baru karena kombu terdengar mirip kata yorokubu (kegembiraan).
• Kamaboko berwarna merah putih
Makanan olahan dari surimi, berwarna putih dengan sedikit warna merah di bagian pinggir, dipakai untuk melambangkan beras merah dan beras putih.
• Otafuku-mame
Kacang pembawa keberuntungan dengan rasa manis.
Acar
• Acar sayur-sayuran berwarna merah dan putih
• Acar lobak
• Acar umbi seroja
Makanan Panggang
• Ikan sunglir (buri) bakar
Orang Jepang menyebut ikan ini dengan nama yang berbeda-beda sesuai dengan usia ikan. Ikan yang berhasil menjadi dewasa disebut buri, sehingga dipakai sebagai simbol keberhasilan dan sukses.
• Ikan kakap bakar
Ikan kakap merupakan salah satu ikan persembahan untuk dewa, sekaligus nama ikan ini dalam bahasa Jepang terdengar mirip kata "medetai" (kegembiraan).
• Udang bakar
Sungut udang yang panjang dan melengkung dipakai sebagai perlambang orang yang sudah tua, sehingga dimakan sebagai harapan bisa berumur panjang.
• Belut unagi panggang
Belut unagi adalah ikan yang pandai memanjat sehingga digunakan untuk mendoakan keberhasilan yang cepat.
KOTAK KAYU OSECHI
Secara tradisional kotak kayu (jūbako) untuk masakan osechi terdiri dari 5 susun, walaupun kotak bersusun tiga juga lazim dijumpai sekarang. Kotak kayu dihitung dari atas dan diberi nama: ichi no jū, ni no jū, san no jū, yō no jū, dan go no jū, yang berarti tumpukan kotak nomor 1 hingga nomor 5. Kotak nomor 4 tidak disebut shi no jū, karena angka 4 (shi) terdengar sama dengan "shi" yang berarti "mati". Berdasarkan alasan yang sama, kotak nomor 4 pada kotak bersusun empat disebut go no jū.
Kotak Lima Susun
• Kotak nomor 1: Iwaizakana
• Kotak nomor 2: Acar dan Makanan pelengkap
• Kotak nomor 3: Makanan panggang
• Kotak nomor 4: Nimono
• Kotak nomor 5: Kosong
Kotak paling bawah sengaja dikosongkan dan tidak diisi makanan, digunakan sebagai simbol tempat yang masih kosong untuk menampung rezeki.
Kotak Tiga Susun
• Kotak nomor 1: Iwaizakana, makanan pelengkap
• Kotak nomor 2: Makanan panggang, Acar
• Kotak nomor 3: Nimono
Penjelasan letak: 1). udang masak nishime, 2). tatsukuri, 3). nishime, 4). kamaboko 5). datemaki 6). makanan laut, 7). kombumaki, 8). kurikinton, 9). tobiko (telur ikan), 10). ikan kakap bakar, 11). kazunoko, 12). kepiting dan acar 13). makanan kecil 14). makanan laut dan daging, 15). kuromame, 16). lobster panggang
V. KARTU POS TAHUN BARU
Orang Jepang mempunyai tradisi berkiriman kartu pos nengajō (年賀状 ?, ucapan tahun baru) yang tiba persis tanggal 1 Januari. Kartu pos ucapan tahun baru dijamin sampai ke alamat yang dituju pada tanggal 1 Januari, asalkan dikirim tidak melewati jangka waktu penerimaan yang ditetapkan kantor pos. Penerimaan kartu pos biasanya dimulai pertengahan Desember hingga beberapa hari terakhir sebelum penutupan tahun. Kantor pos membutuhkan pegawai ekstra yang direkrut dari kalangan pelajar, agar semua kartu pos bisa disampaikan tanggal 1 Januari.
Setiap tahunnya, Kantor Pos Jepang memiliki tradisi mencetak kartu pos dengan tema yang berbeda-beda. Kartu pos dihiasi dengan lukisan tempat terkenal di Jepang dan gambar binatang Shio untuk tahun yang baru. Kartu pos tahun baru yang diterbitkan kantor pos juga memiliki nomor undian yang diundi di awal tahun. Penerima kartu pos yang beruntung bisa memenangkan berbagai hadiah berupa barang. Selain di kantor pos, kartu pos ucapan tahun baru juga bisa dibeli di berbagai tempat. Kartu pos yang dijual di toko buku memiliki pilihan gambar yang lebih banyak, tapi sering masih perlu ditempeli prangko.
Kartu pos ucapan tahun baru bisa ditulisi sendiri dengan berbagai pesan dan ucapan. Gambar binatang atau kalimat ucapan standar bisa ditambahkan dengan menggunakan stempel karet beraneka warna yang dijual di toko buku atau stempel yang disediakan di kantor pos. Kartu pos ucapan tahun baru sering digunakan untuk memamerkan kemampuan menulis indah bagi pengirim yang pandai menulis kaligrafi. Pemilik komputer pribadi bisa menggunakan perangkat lunak khusus untuk mencetak kartu pos. Bagi orang yang memiliki banyak kenalan dan relasi, kartu pos biasanya sudah ditulisi sejak awal bulan Desember.
Berbagai ucapan selamat tahun baru yang umum:
• Kotoshi mo yoroshiku onegai shimasu (今年もよろしくお願いします ?)
o Akemashite omedetō gozaimasu (あけましておめでとうございます ?, Selamat tahun baru)
• Kin-ga shinnen (謹賀新年 ?, Mengucapkan tahun baru)
VI. OTOSHIDAMA
Orang Jepang mempunyai tradisi memberikan angpao yang dikenal dengan sebutan otoshidama (お年玉 ?). Sewaktu memberikan otoshidama untuk anak-anak, sejumlah uang kertas yang masih baru atau uang logam dimasukkan ke amplop kecil bernama pochibukuro (otoshidama-bukuro) yang berhiaskan aneka gambar kesukaan anak-anak.
VII. KADOMATSU
Kadomatsu (門松) adalah hiasan tahun baru di Jepang berupa ranting daun pinus dan potongan bambu yang dipasang di muka pintu masuk rumah atau gedung. Kadomatsu dipajang secara berpasangan, kadomatsu laki-laki di sebelah kiri dan kadomatsu perempuan di sebelah kanan.
Orang Jepang zaman dulu percaya Kami tinggal di atas pohon. Di tahun baru, arwah leluhur dipercaya kembali ke rumah yang dulu pernah ditinggalinya dalam bentuk Toshigami (dewa tahun), sehingga kedatangannya disambut dengan kadomatsu yang sekaligus dipakai untuk tempat menginap dewa selama tahun baru.