Ono Saseo merupakan seorang kartunis/pelukis yang datang ke Indonesia bersama Abe Tomoji dan Kitahara Takeo sebagai barisan propaganda Jepang. Pelukis yang mempunyai empati yang sangat tinggi ini masuk ke Jawa pada usia 37 tahun. Ia mempunyai peribahasa tentang Jawa, yaitu “3 hal yang paling menakutkan di pulau Jawa adalah demam berdarah, maaria dan Ono Saseo”.
Ono Saseo sering menjadi model dalam novel Abe Tomoji. Salah satunya adalah Shi no Hana. Dalam novel tersebut ada tokoh yang bernama Kibi yang merupakan seorang pelukis. Pada bulan Mei 1942, ia bersama Abe Tomoji melakukan perjalanan ke Bogor, Batavia, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Malang, Semarang, dan Cirebon.
Hal yang telah dicapai Ono Saseo selama di Jawa adalah, pada tahun 1943 ia bekerja di pusat kebudayaan Jepang sebagai fasilitator atau pemuka dalam bidang lukisan, dan yang menjadi asistennya adalah seorang warga Indonesia bernama Agus Sujaya. Yang menjadi prinsip utama Ono Saseo dalam melukis adalah kebebasan. Meskipun ia berada dalam jajaran propaganda Jepang, ia tetap mengutamakan prinsipnya.
Yang membedakan karyanya dengan Abe Tomoji adalah, karya Abe Tomoji mempunyai batasan dalam menulis. Ia hanya menulis karya yang berlatar daerah yang dijajah. Selama di Indonesia Ono Saseo banyak melukis tentang kebudayaan dan alam Indonesia. Salah satu karyanya pernah diterbitkan di Jawa Shinbun pada tahun 1945, sesaat setelah Jepang kalah perang dengan sekutu. Sayangnya tidak banyak lukisan-lukisan yang bisa dibawa Ono Saseo kembali ke Jepang.
0 comments:
Post a Comment