Aikido adalah seni beladiri yang bersifat defensif (bertahan), tidak mengutamakan kekuatan otot tapi kelenturan dan kecepatan
gerak. Secara harfiah, aikido berasal dari kata “Ai” artinya penyelarasan,
integrasi atau harmoni. Kata “Ki” artinya pusat energi hidup atau spirit. Dan
kata “Do” artinya jalan. Sehingga aikido bias diterjemahkan sebagai jalan untuk
membentuk kesatuan harmoni antara fisik, rohani, dan pikiran.
Dalam aikido juga mengenal istilah naik tingkat seperti
karate, judo atau seni beladiri lainnya.
Tingkat tertinggi dalam International Aikido Federation (IAF) saat ini adalah
Dan 9. Namun ada beberapa ahli aikido dengan tingkatan Dan 10 karena diberikan
oleh ahlinya langsung, Ueshiba Morihei, sebelum dia wafat.
Ueshiba Morihei |
Tingkatan dalam aikido terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Kyu (mudansha I yukyusha)
Tingkat Kyu 5 sampa Kyu 4
menggunakan sabuk putih, dan Kyu 3 sampai Kyu 1 menggunakan sabuk cokelat
2. Dan (yudansha)
Dan 1 sampai Dan 10 menggunakan sabuk hitam.
Teknik-teknik aikido sebagai seni beladiri perkelahian cepat
jarak pendek banyak dipengaruhi oleh teknik bantingan judo, kodokan jigoro
kano, teknik kuncian jujutsu gaya sokaku takeda , teknik pedang (kenjutsu) dan
teknik toya berpedang (yarijutsu). Pada umumnya, aikido tidak menggunakan tendangan
kaki, namun dalam dalam hal-hal khusus teknik kaki (ashiwaza) juga diajarkan.
Seni beladiri ini memiliki empat pola dasar latihan yaitu :
·
Tachiwaza (teknik berdiri melawan berdiri)
·
Suwariwaza (teknik duduk melawan duduk)
·
Hanni handachi (teknik duduk melawan berdiri)
·
Kaeshi waza (teknik dengan membuka serangan
terlebih dahulu)
Dalam aikido juga memiliki teknik naga waze (melempar atau
membanting) dan teknik katame waza (kuncian)
Sejarah
Aikido pertama kali diperkenalkan secara luas oleh Ueshiba
Morihei (1883-1969) yang oleh para praktisi aikido dijuluki sebagai “O sensei”.
Menurut catatan laman institutaikidoindonesia.com,
dia mengembangkan aikido berdasarkan seni beladiri lain yang dipelajarinya
saat masih muda. Dia mempelari Kito Ryu Jujutsu, ilmu pedang Yagyu Ryu, Aioi
Ryu Hozoin Ryu, jujutsu, spear fighting,
judo, kendo dan seni beladiri yang menggunakan bayonet. Menguasai banyak seni
beladiri membuatnya disegani di Jepang.
Akhirnya Ueshiba Morihei paham bahwa seni beladiri bukan
untuk mengalahkan lawan dan merusak, namun harus selaras dengan ‘Ki’
energi dan alam semesta. Dia pun
menyimpulkan bahwa aikido bukanlah teknik untuk berkelahi atau mengalahkan
lawan, melainkan untuk membuat dunia ini damai dan seluruh manusia di bumi
menjadi satu keluarga.
Dengan bakat yang begitu besar, Ueshiba berhasil menyebarkan muridnya ke seluruh dunia untuk
memperkenalkan keindahan ilmu aikido. Saat ini seni beladiri tradisional ini
telah berkembang sekurang-kurangnya ke 93 negara di Asia, Eropa, Amerika,
Australia, dan sebagian Afrika.
Sementara di Indonesia, aikido mulai dikenal pada tahun
1960-an yang konon dibawa oleh para pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di
Jepang. Perkembangan aikido dan seni beladiri impor lainnya dari Jepang di sini
sebetulnya kurang lebih sama. Namun kempo, karate, jujutsu dan judo lebih dulu
popular disbanding aikido. Faktanya, aikido mulai berkembang di tanah air sejak
tahun 1990-an.
Secara istilah ‘Aikido Indonesia’ pertama kali digunakan
oleh Perguruan Aikido Indonesia di bawah naungan Yayasan Keluarga Beladiri
Indonesia (KBAI). Yayasan ini terbentuk pada 1994. Seiring berjalannya aikido
di Tanah Air, maka terbentuklah Institut Aikido Indonesia (IAI) pada 2004 untuk
turut mengembangkan aikido di negeri ini.
Sumber:
Halo Japan! Edisi Mei 2017