Nama hutan Aokigahara sudah sangat familiar bagi warga Jepang maupun warga luar Jepang. Hutan ini terkenal angker dan sering digunakan sebagai tempat untuk bunuh diri.
Hutan Aokigahara terletak di sebelah barat laut gunung Fuji, membentang dari kota Kawaguchiko hingga desa Narizawa prefektur Yamanishi. Aokigahara yang sudah berusia 1.200 tahun itu diperkirakan menyimpan begitu banyak sejarah dan misteri bagi masyarakat Jepang.
Hutan seluas 32 kilometer persegi tersebut berada di kaki gunung Fuji yang membuatnya selalu tertutup kabut . Aokigahara juga disebut "hutan lautan pohon" dan "lautan pohon gunung fuji". Keadaan yang demikian itu membuat Aokigahara sebagai tempat yang tepat untuk mengakhiri hidup. Pemerintah Jepang telah memasang banyak papan yang berisi ajakan atau imbauan untuk tidak melakukan bunuh diri.
Bila masuk ke hutan lebih dalam lagi, banyak ditemukan sisa-sisa peninggalan barang milik orang-orang yang bunuh diri di sana. Atau yang lebih menyeramkan lagi jika menemui mayat yang bergelantungan di dahan pohon , mayat yang membusuk atau kerangka manusia.
Bila ingin menjelajahi hutan ini sebaiknya jangan pergi sendiri. Karena sudah banyak orang yang tersesat tak bisa menemukan jalan keluar dari hutan. GPS dan kompas pun tidak bisa berfungsi karena tanah di hutan Aokigahara ini mengandung banyak zat kimia yang berasal dari luberan lava saat gunung Fuji meletus.
Legenda menyeramkan di Aokigahara
Sebuah legenda mengatakan bahwa semua kejadian menyeramkan di Aokigahara dimulai setelah Matsumoto Seicho menerbitkan novel Kuroi Kaju (Lautan Hitam Pepohonan) pada tahun 1960. Kisah ini berakhir dengan sepasang kekasih ang meninggal bunuh diri di hutan Aokigahara, sehingga banyak orang percaya bahwa kejadian itulah yang memulai semua kisah seram yang beredar di masyarakat. Namun, sejarah bunuh diri di Aokigahara sudah lama ada sebelum terbitnya novel Kuroi Kaiju. Ratusan orang Jepang telah mati gantung diri di pepohonan Aokigahara.
Pada tahun 1993 ada sebuah buku berjudul Pedoman Lengkap Bunuh Diri karya Wataru Tsurumu yang terkenal dan kontroversial. Buku tersebut menjelaskan berbagai cara untuk bunuh diri dan merekomendasikan Aokigahara sebagai tempat yang sempurna untuk mati. Rupanya, buku ini adalah benda yang umum ditemukan di Aokigahara, biasanya berada tak jauh dari para korban bunuh diri dan barang bawaan mereka. Maka tak diragukan lagi bahwa cara yang paling umum digunakan untuk bunuh diri adalah dengan cara gantung diri.
Ada juga legenda yang menyebutkan bahwa di zaman dahulu kala, saat banyak keluarga yang tidak mempunyai cukup makanan, mereka akan membuang anggota keluarga mereka ke Aokigahara. Dengan mengorbankan anggota keluarganya itu, maka jumlah anggota keluarga yang harus diberi makan akan berkurang. Orang-orang yang dibuang kelurganya di Aokigahara akan mati perlahan karena kelaparan. Oleh karena itu, Aokigahara dikisahkan juga dihuni oleh arwah orang-orang yang terbuang itu.
Bila masuk ke hutan lebih dalam lagi, banyak ditemukan sisa-sisa peninggalan barang milik orang-orang yang bunuh diri di sana. Atau yang lebih menyeramkan lagi jika menemui mayat yang bergelantungan di dahan pohon , mayat yang membusuk atau kerangka manusia.
Bila ingin menjelajahi hutan ini sebaiknya jangan pergi sendiri. Karena sudah banyak orang yang tersesat tak bisa menemukan jalan keluar dari hutan. GPS dan kompas pun tidak bisa berfungsi karena tanah di hutan Aokigahara ini mengandung banyak zat kimia yang berasal dari luberan lava saat gunung Fuji meletus.
Legenda menyeramkan di Aokigahara
Sebuah legenda mengatakan bahwa semua kejadian menyeramkan di Aokigahara dimulai setelah Matsumoto Seicho menerbitkan novel Kuroi Kaju (Lautan Hitam Pepohonan) pada tahun 1960. Kisah ini berakhir dengan sepasang kekasih ang meninggal bunuh diri di hutan Aokigahara, sehingga banyak orang percaya bahwa kejadian itulah yang memulai semua kisah seram yang beredar di masyarakat. Namun, sejarah bunuh diri di Aokigahara sudah lama ada sebelum terbitnya novel Kuroi Kaiju. Ratusan orang Jepang telah mati gantung diri di pepohonan Aokigahara.
Pada tahun 1993 ada sebuah buku berjudul Pedoman Lengkap Bunuh Diri karya Wataru Tsurumu yang terkenal dan kontroversial. Buku tersebut menjelaskan berbagai cara untuk bunuh diri dan merekomendasikan Aokigahara sebagai tempat yang sempurna untuk mati. Rupanya, buku ini adalah benda yang umum ditemukan di Aokigahara, biasanya berada tak jauh dari para korban bunuh diri dan barang bawaan mereka. Maka tak diragukan lagi bahwa cara yang paling umum digunakan untuk bunuh diri adalah dengan cara gantung diri.
Ada juga legenda yang menyebutkan bahwa di zaman dahulu kala, saat banyak keluarga yang tidak mempunyai cukup makanan, mereka akan membuang anggota keluarga mereka ke Aokigahara. Dengan mengorbankan anggota keluarganya itu, maka jumlah anggota keluarga yang harus diberi makan akan berkurang. Orang-orang yang dibuang kelurganya di Aokigahara akan mati perlahan karena kelaparan. Oleh karena itu, Aokigahara dikisahkan juga dihuni oleh arwah orang-orang yang terbuang itu.
0 comments:
Post a Comment